Situasi demokrasi dan HAM dapat disimpulkan bahwa sedang dalam nuansa yang memburuk. Tentu pernyataan ini bukan klaim sepihak namun jika kita tarik mundur angka kasus pelanggaran ham dalam 5 tahun terakhir, tidak ada satupun yang mampu memungkiri bahwa kejahatan negara terus meruncing dan korbannya tentu merupakan kelompok miskin dan rentan.
Tahun 2024 merupakan fase kesedihan yang tidak perlu diratapi. Sajian angka serta pembacaan situasi yang termuat dalam Catatan Tahunan LBH Makassar tentu menjadi bagian dalam proses perbaikan Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi nilai dan prinsip HAM. Dengan adanya angka perbandingan dari tahun ke tahun, aktor negara tentu menjadi penting untuk disorot yang berbalik arah mengkhianati konstitusi, yang merupakan Elegi Warga Indonesia. Pandangan kita harus menunjuk mereka sebagai aktor yang harus dibenahi – atau setidaknya, catatan ini membuka imaji bersama dalam membayaknya Indonesia baru bahwa kita tidak bisa mengharapkan perubahan dari kaki tangan Oligarki yang mementingkan kepentingan pemodal.
Mari hadapi situasi Tahun 2025 dengan semangat baru dan solidaritas yang meluas! Kita sadari, 100 hari Prabowo hingga kini telah menampakkan tanda bahwa memiliki kemiripan dan mungkin saja semakin parah! Siaga!