Rilis Pers

Pernyataan Sikap Peringatan 10 Tahun Kematian Pejuang HAM Munir

PERNYATAAN SIKAP

Tentang

Peringatan 10 Tahun Kematian Pejuang HAM MUNIR

… Mereka merebut kuasa, mereka menenteng senjata, mereka menembak rakyat, tapi kemudian bersembunyi di balik ketiak kekuasaan….
Apakah akan kita biarkan orang-orang itu tetap gagah..??
Saya kira TIDAK !!!
Mereka gagal untuk gagah, mereka gagah hanya di baju. Tapi dalam tubuh mereka ada suatu kehinaan, sesuatu yang tidak bertanggung jawab yang mereka harus bayar sampai detik manapun… !!!
(Kutipan Orasi Alm. Munir)

Ungkapan dan suara lantang Pejuang HAM Alm. Munir seolah menggema kembali di tengah-tengah kita. Kutipan di atas merupakan orasi Alm. Munir beberapa minggu sebelum beliau meninggal. Hari ini, Minggu, 7 September 2014, genap 10 tahun meninggalnya Alm. Munir. Seorang pejuang HAM yang hidup sederhana. Hidupnya diabdikan untuk membantu kaum yang tertindas dan para korban kekerasan, penculikan dan penghilangan paksa oleh penguasa. Hingga hari ini, kematiannya masih menyisakan misteri. Kenapa, mengapa dan alasan apa seorang pejuang HAM Alm. Munir dibunuh dengan cara diracun dalam kadar tinggi (racun arsenik) dalam perjalannya dengan menumpangi pesawat Garuda untuk melanjutkan kuliah S2 dari Indonesia ke Amsterdan.

Diketehaui belakangan, bahwa kematian Munir sengaja dan direncanakan oleh pihak tertentu yang tidak menyenanginya aktivitasnya dalam melawan penindasan yang dilakukan oleh penguasa terhadap kaum yang lemah, dalam perjuangannya membongkar praktek-praktek pelanggaran HAM yang dilakukan oleh militer yang terjadi di Aceh dan Timur Leste, dalam mengungkap kasus penghilangan aktivis 1998. Sampai sekarang dalang pembunuhnya belum tertangkap, dan masih bebas berkeliaran di sekitar kita. Meskipun tiga orang dari maskapai Garuda telah divonis bersalah atas pembunuhan Alm. Munir, ada tuduhan bahwa mereka yang bertanggung jawab di tingkat tertinggi di pemerintahan belum dibawa ke muka hukum.

Pada 31 Desember 2008, Majelis Hakim PN Jakarta Selatan menvonis bebas Mayjen (Purn) Muchdi Purwoprandjono, mantan Deputi Kepala Badan Intelijen Negara, dari dakwaan menganjurkan atau turut serta pembunuhan berencana terhadap Alm. Munir. Organisasi-organisasi HAM menyimpulkan bahwa persidangannya tidak sesuai dengan standar-standar internasional akan keadilan setelah saksi-saksi kunci menarik kembali keterangan di bawah sumpah mereka dan gagal bersaksi di persidangan. Sekarang Muchdi PR sudah dinyatakan bebas dari dakwaan terlibat dalam pembunuhan Alm. Munir. Apakah dengan demikian upaya membongkar konspirasi pembunuhan Munir dan mengungkap siapa otak dibalik pembunuhan berencana Munir sudah usai? TIDAK. Suciwati (Istri Alm. Munir), keluarga dan para sahabat Munir, mahasiswa, para rakyat korban penindasan, LSM dll sampai sekarang masih berjuang untuk membongkar konspirasi dan siapa otak dibalik pembunuhan berencana Alm. Munir.

Berjuang mengungkap siapa otak dibalik pembunuhan berencana terhadap suaminya, Alm. Munir, tidak hanya dilakukan oleh Suciwati. Di Sulsel, ada beberapa keluarga korban penembakan oknum kepolisian baik yang mengakibatkan kematian korban penembakan maupun yang terluka parah kena tembakan, sampai sekarang masih berjuang untuk menuntut keadilan dan mendesak agar pelakunya mendapat hukuman setimpal. Di Tahun 2014 ini, sebut saja misalnya penembakan terhadap Rudi Lazuardi (16 tahun), Rezky alias Oppo dan Subhan yang menyebabkan kematian korban penembakan oleh oknum kepolisian. Belum lagi Ardi (teman Rudi Lazuardi), Muh. Arief (12 tahun), Arfa Juna, Harmoko (teman Subhan) yang juga menjadi korban penembakan oleh oknum kepolisian. Ada juga peluru nyasar yang mengenai Ibrahim (yang terkena di Jl. Kandea), Herman dan Tompo (yang terkena di Maccini Gusung). Di Tahun 2013, ada peluru nyasar yang menewaskan seorang bayi Muh. Fatir (1,2 Tahun), ada Yunus Dg. Ngempo yang tertembak pada saat aksi unjuk rasa warga di perkebunan tebu PTPN XIV Takalar, ada Marzuki warga di sekitat PT. Lonsum Bulukumba yang meninggal akibat penembakanyang dilakukan oleh oknum kepolisian. Ini adalah beberapa contoh kasus di Sulsel di mana, para pelakunya yang merupakan oknum kepolisian masih belum diseret ke persidangan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Belum terungkapnya konspirasi dan otak dibalik pembunuhan berencana Alm. Munir sampai sekarang dan masih banyaknya terjadi kasus-kasus penembakan di Sulsel yang melibatkan oknum kepolisian yang sampai sekarang pelakunya masih bebas berkelirian di sekitar kita mendorong Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar untuk menyatakan sikap sebagai berikut :

  1. Mengutuk keras pelaku dan otak dibalik pembunuhan berencana terhadap pejuang HAM Alm. Munir
  2. Mendesak kepada Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-JK untuk memastikan adanya program dalam mengungkap dan menghukum otak dibalik pembunuhan berencana pejuang HAM Alm. Munir
  3. Mendesak kepada Kapolda Sulselbar untuk menyeret dan melakukan proses hukum terhadap semua anggotanya yang terlibat dalam kasus-kasus penembakan yang terjadi di Sulsel khususnya di Makassar
  4. Mendesak kepada Kapolda Sulselbar untuk melakukan permohonan maaf kepada masyarakat Sulsel khususnya kepada keluarga korban penembakan yang dilakukan oleh oknum anggota kepolisian Sulselbar yang akhir-akhir ini marak terjadi di Sulsel khususnya di Makassar

Demikan pernyataan sikap LBH Makassar

Makassar, 7 September 2014

LBH MAKASSAR

Bagikan

Rilis Pers Lainnya

penggusuran tenant
Kontrak Belum Berakhir, UNHAS Mengusir Para Pedagang Secara Sepihak
Aksi takalar 2
Tolak Perpanjangan HGU PTPN XIV: Petani Polongbangkeng Duduki Kantor Bupati Takalar
penangkapan-anak
Seorang Anak Turut Ditangkap Saat Pembubaran Aksi Unjuk Rasa Di Makassar
Skip to content