Makassar – Kebutuhan akan peningkatan kapasitas lembaga anggota FIK ORNOP Sulsel menyangkut pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan monitoring dan evaluasi (monev) program dirasakan semakin besar. Oleh karena itu, FIK ORNOP Sulsel baru-baru ini mengundang lembaga-lembaga jaringan se Sulselbar untuk mengikuti kegiatan pelatihan monitoring dan evaluasi program. Hal ini juga terkait dengan perlunya setiap program baik yang dilaksanakan oleh FIK ORNOP sendiri maupun lembaga anggota dapat dinilai capaiannya saat program itu masih berjalan, agar senantiasa berkesesuaian dengan perencanaan dan tujuan utama. Pelatihan monitoring dan evaluasi ini juga didasarkan pada kondisi bahwa kemampuan personal baik di sekertariat FIK ORNOP maupun lembaga anggota, yang masih sangat terbatas.
Pelatihan monitoring dan evaluasi program ini dilaksanakan 5-6 Februari 2015 lalu, dimana LBH Makassar merupakan salah satu dari 26 peserta yang diundang. Pelatihan ini juga merupakan kelanjutan dari pelatihan Logical Framework yang dilaksanakan sebelumnya pada tahun 2014.
Selain agar FIK ORNOP dan lembaga anggota memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk selalu mampu melakukan monitoring & evaluasi terhadap program yang dijalankannya, pelatihan ini juga diharapkan mampu merumuskan tool monitoring dan evaluasi sebagai alat yang dapat digunakan dalam menjalankan program.
Pelatihan Monev ini dipandu oleh dua orang fasilitator yaitu Ibu Tuti dan Iko dari YAPPIKA. Selama dua hari peserta mendapatkan pelatihan dengan metode pendidikan orang dewasa. Pada hari pertama, beberapa dokumen hasil pelatihan Logical Framework dibagikan kepada peserta yang sebelumnya dibagi ke dalam kelompok. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk melengkapi Logical Framework tersebut.
Ada beberapa perencanaan program yang tertuang dalam Logical Framework tersebut antara lain, peningkatan pola asuh anak terhadap keluarga pemulung dan anak jalanan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam mengurangi bencana dan tanggap bencana, penerapan kembali tradisi Palawa dalam menjaga keberlanjutan ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi nelayan danau tempe, pelembagaan sistem pengetahuan pertanian tradisional Lontara Laonruma sebagai strategi bercocok tanam dalam upaya mendorong peningkatan produksi pertanian, serta pelembagaan pengobatan tradisional melalui sosialisasi Lontarak Pabbura dan pemberdayaan sanro.
Perencanaan yang tertuang dalam Logical Framework kemudian dilengkapi dengan rencana-rencana kegiatan untuk mencapai output dan outcome, serta gold sebagai tujuan utamanya, dengan menggambarkannya dalam bentuk pohon hasil. Selain itu, peserta juga ditugaskan untuk menyusun indikator-indikator yang dapat menjadi tolok ukur dalam setiap tahapan kegiatan. Selanjutnya, peserta kegiatan ditugaskan menyusun verifikasi dan asumsi yang dapat digunakan dalam pelaksanaan program nantinya.
Pada hari kedua kegiatan, peserta pelatihan selanjutnya ditugaskan menyusun rencana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan, dimana diharapkan akan melahirkan tool monev yang efektif dan efisien. Ada beberapa rancangan model monev yang dibahas baik dokumen-dokumen dan pelaporan-pelaporan perkembangan kegiatan, maupun survey lapangan langsung untuk mengambil data primer guna memastikan kontrol atas pelaksanaan kegiatan.
Peserta kegiatan juga mendapatkan materi tambahan yaitu monitoring online. Materi ini disampaikan oleh Popon dari The Asia Foundation (TAF). Pemateri menyajikan server monitoring program yang telah dibuat oleh TAF yang memudahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi program.
Di akhir kegiatan, fasilitator meminta agar peserta dapat menyelesaikan beberapa perencanaan program dan perencanaan monev program yang telah disusun dalam dua pelatihan terakhir dan dalam beberapa minggu ke depan, akan diadakan pertemuan lanjutan dengan fasilitator untuk finalisasi. [A. Muh Fajar Akbar]
Comments
No comment yet.