Setelah kegiatan peresmian Baruga Paralegal dan Pembukaan Sekolah Paralegal Berbasis Komunitas, LBH Makassar mengajak Ketua YLBHI bersama Perwakilan TIFA untuk berkunjung ke basis. Agenda kali ini yaitu berdiskusi dengan petani. Basis tani yang dikunjungi adalah petani Polongbangkeng di Kabupaten Takalar yang jaraknya 34 Km dari kota Makassar. Selain karena memanasnya kembali konflik agraria antara petani di sana melawan PTPN XIV yang dibantu aparat keamanan, petani Polongbangkeng memang merupakan salah satu masyarakat dampingan LBH Makassar yang cukup maju, dan sejak tahun 2008 mulai aktif berjuang bersama LBH dan CSO lainnya. Serikat tani tersebut dideklarasikan pada tahun 2010 dengan nama Serikat Tani Polongbangkeng (STP) Takalar. STP hingga saat ini memiliki ribuan anggota dari 11 (sebelas) Ranting/Desa maupun persiapan ranting yang tercatat dalam struktur organisasi. Selama beberapa tahun terakhir, dari hasil perjuangan melalui organisasi, perekonomian para petani ini mulai meningkat dan anak-anaknya mulai menikmati seragam pendidikan. Namun, saat ini keadan kembali memanas seiring dengan upaya PTPN XIV yang dibantu aparat Brimob Polda Sulselbar dan Babinsa, serta elit politik lokal, terus melakukan upaya pengolahan paksa di atas lahan yang selama ini dikuasai oleh anggota STP.
Di tengah kesibukan mengurusi hiruk-pikuk negara, mendampingi para Pimpinan KPK Nonaktif yang dikriminalisasi oleh mafia Hukum, Alvon Kurnia Palma yang saat ini menjabat sebagai Ketua BP YLBHI, bersama Samy perwakilan TIFA menyempatkan diri bergumul dengan para Petani Polongbangkeng.
Diskusi yang diselingi canda tawa ini mengarah ke nilai-nilai lokal yang dijadikan inspirasi perjuangan para petani Takalar. “SIPARRANGNGANG”, yang berarti adu nyali, adu kuat dan yang paling lama bertahan, jika dimaknai dalam konteks modernisasi berarti BERSATU, BERJUANG DAN TERUS MELAWAN. Kata-kata ini sangat fasih dilafalkan oleh para petani, membuat Ketua YLBHI terharu mendengar cerita perjuangan para petani yang disampaikan dengan semangat meletup-letup dan tatapan mata mereka yang begitu tajam.
Perlahan diskusinya mulai mengalir bak aliran sungai jernih yang belum tercemari limbah perusahaan. Ketua YLBHI banyak memberikan informasi penting dan masukan strategis untuk nafas panjang perjuangan STP ke depannya. Begitupun sebaliknya, kekukuhan perjuangan petani ini menjadi pemantik semangat Ketua YLBHI untuk terus melangkah membenahi bangsa ini. Beberapa kali telepon genggam berdering, namun tidak dihiraukan oleh Alvon, karena larut dalam suasana berbagi cerita dan bertukar senyum dengan para petani Polongbangkeng. Sementara Samy lebih banyak menjadi penyimak yang baik dari keluh-kesah dan capaian-capaian perjuangan petani, namun sesekali Samy menyambut cerita mereka dan memberikan pandangan untuk langkah perjuangan STP ke depannya.
Pertemuan singkat itu, seakan memberikan secercah harapan tentang semangat memperjuangkan masa depan Indonesia yang tanpa perampasan hak, tanpa perampasan sumber penghidupan rakyat dan tiada lagi sisa kuasa Oligarki, serta tanpa korupsi, yang semuanya merupakan syarat bagi terpenuhinya hak rakyat atas penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Memang ironis melihat nasib para petani dan masyarakat pedesaan pada umumnya, karena 80 % APBN Indoensia ditopang dari Desa. Fasilitas Negara yang dinikmati selama ini, diperas dari keringat Petani. Maka Pahlawan sesungguhnya adalah Kaum Tani. Yah, sudah saatnya kita melihat Indonesia dari dalam, kita mesti kembali mendudukkan tonggak perjuangan dari desa untuk Indonesia.
Karena itulah mereka Berjuang !!!!!
