LBH Makassar bersama Komunitas Bela Indonesia (KBI) telah menyelenggarakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila pada 30 Nopember sampai 3 Desember 2018, bertempat di Hotel Jolin Makassar. Kegiatan ini diikuti oleh Tokoh Muda Lintas Agama, Aktivis NGO untuk isu HAM, Aktivis Mahasiswa dan Jurnalis yang berasal dari Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kegiatan ini juga difasilitatori oleh Haswandy Andy Mas (Direktur LBH Makassar) dan Mila Muzakkar (KBI Pusat), serta diisi oleh Ahmad Nurcholis, Nurul Huda Maarif dan slamet widodo yang masing-masing secara berturut-turut membawakan materi Penulisan dan Debat, Terorisme dan Radikalisme, serta Managemen Sosial Media.
Berdasarkan data dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA), sejak tahun 2005 sampai 2018 warga yang pro terhadap pencasila mengalami penurunan dari yang jumlahnya 82,5% turun menjadi 75,3%. Selama 13 tahun terakhir, dukungan warga kepada Pancasila menurun sekitar 10 persen. Di sisi lain, di era yang sama, pendukung NKRI bersyariah naik 9 persen. Publik yang pro NKRI bersyariah tumbuh dari 4,6% (2005) menjadi 13,2% (2018), 13 tahun kemudian. Pada level ini, Pancasila masih mayoritas, masih menjadi perekat bangsa, masih menjadi identitas nasional. Tapi jika trennya terus menurun dan tidak dihentikan secara sistematis, purposif dan massif, bisa jadi dari dukungan kepada Pancasila akan terus menurun, dari 75%, menjadi 65%, 55% dan akhirnya malah minoritas. Jika ini terjadi, yang dipertaruhkan tak hanya nasib Pancasila. Tapi yang beresiko adalah bangunan negara Indonesia sendiri.
Survei LSI juga menemukan tiga penyebab menurunnya dukungan terhadap pancasila. Penyebab pertama adalah isu ketimpangan ekonomi. Penyebab kedua, berkembangnya ideologi atau paham lain di luar Pancasila. Penyebab ketiga, terjadi sesuatu pada Pancasila itu sendiri. Zaman sudah sedemikian berubah. Pancasila tak lagi disosialisasikan dengan spirit zaman baru, era milenial, yang tak lagi pas dengan kebijakan Top-Down. Ini era Bottom-Up, dari masyarakat untuk masyarakat. Turunnya dukungan atas Pancasila itu diakibatkan pula oleh sebut saja melemahnya “marketing Pancasila.” Semakin jarang terdengar di ruang publik para juru bicara paham Pancasila yang tak hanya cemerlang tapi relevan dengan zamannya. Dibandingkan ideologi militan lain, Pancasila kalah dari sisi sosialisasi.
Oleh karenanya, berdasarkan data-data tersebut, Komunitas Bela Indonesia, yang merupakan sebuah komunitas yang concern terhadap penguatan kembali nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat dengan bekerjasama dengan LBH makassar, mencoba membangkitkan kembali jiwa pancasila masyarakat Indonesia dengan membuat pelatihan juru bicara Pancasila yang akan diselenggarakan di 25 provinsi di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan, dengan tujuan: 1. Menyiapkan juru bicara Pancasila yang memahami dan siap bersuara untuk isu konstitusionalisme, pro keberagaman, dan anti terorisme; 2. Membekali juru bicara dengan skill penulisan, berdebat, dan social media management; 3. Membentuk jaringan Komunitas Bela Indonesia di 25 provinsi; 4. Memproduksi konten kampanye Pancasila berupa video pendek, vlog, meme, dan konten kreatif lainnya.