Categories
EKOSOB

Menyelami Fakta Reklamasi CPI di Dasar Laut

WhatsApp-Image-20160527

Upaya penelusuran fakta dan pembuktian dampak buruk atas reklamasi pembangunan Centre Point of Indonesia (CPI) di pesisir pantai Kota Makassar terus dilakukan oleh organisasi mahasiswa, kelompok pemuda, para nelayan dan elemen masyarakat lainya yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Pesisir (ASP). Guna memastikan kondisi perairan dalam kawasan reklamasi seluas 157.23 ha tersebut, ASP membentuk tim penyelam yang mengumpulkan fakta-fakta atas kondisi ekosistem dan biota perairan dalam kawasan CPI.

Pada tanggal 21 Mei 2016, bersama mahasiswa dari kelautan Unhas (MSDC-UH), Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia serta beberapa nelayan dari pulau Lae-lae, team dari ASP memulai penelusuran dari pelabuhan tradisional Kayubangkoa. Penyelaman tetap dilakukan walaupun laut dalam kondisi pasang disertai gelombang arus yang kuat. Setelah beberapa jam melakukan penelusuran, ditemukan kondisi air laut dalam keadaan keruh dan kotor dengan bau menyengat. Di tengah aktivitas penelusuran, kapal – kapal penumpang juga sibuk menyeberangkan para penumpang dari pelabuhan rakyat kayubangkoa menuju pulau kodingareng. Dimana kapal – kapal tersebut terlihat jelas melintasi kawasan reklamasi CPI yang nantinya akan ditimbun. Adapun pulau kodingareng memiliki penduduk ± 600 KK.

Tak hanya di permukaan, berdasarkan petunjuk dari nelayan team kemudian melakukan penyelaman dalam kawasan CPI tepatnya di sekitar mercusuar. Lokasi penyelaman tersebut merupakan kawasan reefbase (rataan terumbu karang) yang masuk dalam kawasan reklamasi yang nantinya akan ikut ditimbun. Jaraknya dari pulau lae – lae sekitar 150 meter. Team melakukan pengambilan gambar berupa karang yang masih hidup, ikan karang, kepiting, lobster, serta biota laut lainnya. Kondisi karang terlihat parah yang ditutupi lumpur akibat sedimentasi. Mesikpun terkena sedimen, namun beberapa karang masih hidup dan berfungsi sebagai rumah ikan dan biota lainnya. Menurut perwakilan dari MSDC-UH, karang – karang tersebut meskipun kondisinya 0-15% yang terkategori rusak parah, namun masih bisa dilakukan upaya rehabilitasi.

WhatsApp-Image-20160527 (5) WhatsApp-Image-20160527 (6) WhatsApp-Image-20160527 (7)  WhatsApp-Image-20160527 (2)WhatsApp-Image-20160527 (1) WhatsApp-Image-20160527 (4)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *