MAKASSAR – Menjelang Hari Bumi Sedunia yang peringati setiap tanggal 22 April, LBH Makassar bersama WALHI Sulsel melakukan konsolidasi untuk mematangkan persiapan aksi. Beberapa organisasi turut bergabung diantaranya; SP Anging Mammiri, FOSIS UMI, MAPALA UMI, SRIKANDI, PRAMUKA Peduli Unhas, AMUK, FIK ORNOP Sulsel, GERTAK Sinjai, ACC Sulawesi, Tomanurung Sinjai, BEM Fakultas Pertanian UMI, LAPAR Sulsel, PEMBEBASAN, NDC STMIK, FMK, MARS Sulsel, KPO PRP, dan FMD-SGMK. Pertemuan kali ini dilakukan dengan agenda pemantapan isu strategis dan membahas konsep serta metode aksi. Dalam pertemuan ini, semua perwakilan organisasi sepakat membentuk aliansi dengan nama Aliansi Masyarakat Penyelamat Bumi (AMPIBI)

Beberapa isu yang muncul dari hasil diskusi yaitu; laju pengrusakan kawasan Karst Maros yang semakin cepat, proses reklamasi kawasan pesisir telah merampas hak-hak Ekosob masyarakat, sumber-sumber penghidupan petani yang semakin menyempit, korupsi dalam pengelolaan SDA semakin merajalela, proyek infrastruktur yang merusak, pembangunan tidak berbasis lingkungan. Dari beberapa masalah yang muncul, telah melahirkan tuntutan bersama ;

1. Cabut IUP dalam kawasan hutan lindung dan kawasan Karst Kabupaten Maros
2. Pulihkan kawasan Pesisir dan ruang hidup
3. Hentikan RTRW tentang reklamasi
4. Penanaman Mangrove
5. Pidanakan pelaku Reklamasi
6. Penertiban Izin Tambang
7. Desak pelaksanaan Nota Kesepakatan Bersama antara KPK dengan kelembagaan terkait

Rencananya, aksi akan dilakukan di pantai Losari dengan berbagai macam varian aksi, diantaranya; orasi ilmiah, tarian, aksi perahu dengan bentangan spanduk besar dan ritual Appala Doang Rilinoa/memanjatkan doa untuk bumi.

Laporan : Edy Kurniawan

Editor : Muh Fajar Akbar