Makassar – Menyambut Hari Bumi sedunia akan diperingati pada tanggal 22 April 2015 mendatang beberapa elemen NGO maupun mahasiswa melakukan konsolidasi untuk merespon hari bumi tersebut. Konslidasi dilatarbelakangi masih maraknya kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan pertambangan yang tak bebasis lingkungan, begitu juga banyaknya alih fungsi lahan hutan yang memicu kerusakan lingkungan yang untuk Hutan Indonesia meliputi 10% dari total sisa hutan hujan tropis di dunia. Pada 2001, Indonesia telah kehilangan hutan sejumlah 40 juta hektar selama 32 tahun terakhir, setara dengan luas Jerman dan Belanda. Rasio kehilangan hutan tersebut terus meningkat (Mas Ahmad Santosa Makalah pada Pesentasi PKPA YLBHI 2014). Selain hutan, juga menyangkut korupsi pada pengelolaan sumber daya alam yang kian akut. Begitu juga terkait konflik agraria yang berdampak pada hilangnya hak-hak rakyat terhadap sumber penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, juga terkhusus pada perempuan dan anak yang banyak menjadi korban. Ditambah lagi tentang isu reklamasi pantai yang dapat menghilangkan hak-hak publik.

Dalam pertemuan tersebut selain NGO yakni LBH Makassar, Walhi Sulsel, SP Anging Mammiri, juga turut hadir Mahasiswa, Fosis UMI. Pertemuan tersebut dilaksanakan di kantor Walhi Sulsel JL. Aroepala, Panakukang, Makassar, Sulawesi-Selatan. Pertemuan awal masih pada tahap konsolidasi ide guna menentukan issu dalam hari bumi tersebut. Pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan pada hari Rabu 15 April 2015 di kantor Walhi Sulsel JL. Aroepala, Panakukang, Makassar,Sulawesi-Selatan. dengan agenda penentuan issu, konsep dan menyangkut teknis serta penanggung jawab kegiatan.

Laporan : Firmansyah “Charlie”

Editor : Muh Fajar Akbar