Gerakan mahasiswa sedari awal merupakan sebuah aksi nyata mahasiswa sebagai agent of change dalam setiap agenda-agenda mengkritisi ketidakadilan, menyuarakan kebenaran dan mendukung tercapainya kesejahteraan sosial. Gerakan mahasiswa juga mengambil bagian peranan utama dalam social movement bersama sejumlah elemen masyarakat, sehingga tentu saja kehadiran kaum terdidik ini menjadi hal yang cukup penting. Pengembangan pengetahuan, asah analisa dan kajian serta pemantapan keterlibatannya dalam setiap kondisi-kondisi sosial adalah beberapa hal yang dibutuhkan oleh mahasiswa agar tetap berada pada posisinya sebagai bagaian gerakan sosial.
Disadari, di era teknologi modernisasi ini, ketidakhadiran dan ketidakterlibatnya dalam setiap gerakan-gerakan perjuangan masyarakat kadang kala menjadi tantangan bagi mahasiswa. Bahkan tak jarang, organisasi-organisasi kemahasiswaan mengalami kesulitan dalam beregenerasi akibat dari terlenanya sejumlah mahasiswa dalam dunia era teknologi canggih ini.
Menyadari hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM Kema) Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar mengadakan “Training Advokasi 2016” untuk mahasiswa baik angkatan baru maupun yang telah 2 (dua) tahun menjalani perkuliahan. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 3 sampai 6 maret ini dilaksanakan di Baruga Paralegal, diikuti oleh 44 peserta yang tidak hanya mahasiswa dari Fakultas Psikologi UNM saja, melainkan dari Fakultas lain bahkan dari Kampus lain di Makassar.
Dalam training advokasi ini, menyajikan materi-materi yang merupakan tahapan dari kerja-kerja advokasi dan pendampingan kasus, mulai dari investigasi dan analisa, pemetaan dan pengembangan isu hingga pada terapan praktik lapangannya.
Pemateri training ini berasal dari sejumlah lembaga non-pemerintah dan lembaga bantuan hukum yang keseluruhannya aktif dalam kerja-kerja advokasi. 3 (tiga) diantaranya adalah staf LBH Makassar, yakni Abdul Azis Dumpa, David dan Edy Kurniawan. Abdul Azis Dumpa memaparkan materi strategi advokasi, Edy Kurniawan memberikan materi analisis instrument dalam advokasi secara litigasi, sementara David menjelaskan teknik-teknik investigasi dan pendokumentasian dalam bagian kerja-kerja advokasi.
Selain itu, BEM Kema F.Psi UNM juga menghadirkan Amin dari WALHI Sulsel, Rina dari Solidaritas Perempuan AM dan Shany dari FMN sebagai pemateri.
Paska pemaparan teori dari pemateri, peserta training dilibatkan dalam agenda live-in di pelataran CCC (Celebes Convention Center) terkait kasus penggusuran akibat reklamasi pantai Losari. Agenda live ini dilakukan sebagai bentuk praktik dari pengetahuan teori yang telah diterima oleh peserta. Tidak hanya itu, peserta juga melibatkan diri bersama Aliansi Selamatkan Pesisir (ASP) Makassar Tolak Reklamasi (MTR) melakukan kampanye kreatif penolakan reklamasi pantai yang dilaksanakan pada event Car Free Day.
Dengan terlaksananya pendidikan advokasi mahasiswa ini diharapkan mendapat beberapa capaian yang memajukan gerakan mahasiswa dengan terbangunnya cara pandang dan pengetahuan dalam melihat kondisi-kondisi sosial dan pelibatan diri sepenuhnya dalam setiap perjuangan gerakan sosial.
Comments
No comment yet.